Jumat, 26 Oktober 2018

7 Benda Misterius dari Luar Angkasa Akhirnya Terpecahkan


Memang ada banyak penemuan menakjubkan di luar angkasa yang masih menjadi misteri bagi manusia. Penemuan misterius itu ternyata mampu menggugah rasa penasaran manusia untuk tahu lebih dalam tentang benda-benda di luar angkasa.
Penemuan aneh yang mengundang tanda tanya tentang alam semesta tersebut, beberapa di antaranya telah terpecahkan dan diungkap oleh NASA. Berikut tujuh benda misterius di luar angkasa yang berhasil diungkap.

1. Gelembung berwarna ungu/Fermi Bubbles


Pada November 2010, para astronom yang menggunakan NASA Fermi Gamma-ray Space Telescope menemukan dua gelembung yang terbuat dari sinar gamma. Luasnya gelembung itu sekitar 2,2 juta mph (3,5 juta km/jam).
Ada dua gelembung yang ditemukan, berada di atas dan bawah lubang hitam di inti Milky Way. Dua gelembung ini saling bersinggungan satu sama lain, seperti membentuk jam pasir. Seluruh struktur terlihat seperti angka 8.


Senin, 25 September 2017

NASA Tangkap Asteroid Kembar Tertua di Tata Surya, Apa Berbahaya?


Layaknya planet, asteroid pun jumlahnya tak bisa dihitung. Benda alam luar angkasa tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
Terbaru, sekelompok astronom NASA menemukan asteroid baru dengan karakteristik yang terbilang unik. Berdasarkan pengamatan, asteroid tersebut berbentuk kembar dan disebut berusia 5.000 tahun.
Menurut yang dilansir Mirror, Minggu (24/9/2017), asteroid kembar ini memiliki 'ekor' di mana ujungnya memiliki pecahan bebatuan. Ekor tersebut membuat bentuknya sekilas seperti komet.
Para astronom Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut diketahui bekerjasama dengan astronom Jerman untuk meneliti lebih lanjut asteroid kembar ini.

Minggu, 24 September 2017

Bukan Basah, Batu “Berkarat” Ini Buktikan Bagian Dalam Bulan Bersifat Kering

Ketika beberapa saat lalu sebuah penemuan mengungkapkan bahwa ada air di dalam bulan, studi terbaru menunjukkan bahwa bagian dalam bulan justru kering.


Bulan kemungkinan sangat kering di bagian dalamnya, menurut sebuah studi baru dari para peneliti di Scripps Institution of Oceanography di University of California San Diego. Penelitian ini diterbitkan pada tanggal 21 Agustus 2017 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Pertanyaan mengenai kelembaban bulan sangatlah penting, karena jumlah air, elemen, dan senyawa volatil lainnya yang mudah menguap memberi petunjuk pada sejarah bulan dan bagaimana pembentukannya.
"Ini adalah pertanyaan besar,

Jumat, 22 September 2017

Nasa Temukan Planet Raksasa Super Gelap


Teleskop Hubble milik NASA yang mengobservasi planet di luar tata surya kita -- exoplanet, menemukan sebuah planet yang permukannya mirip aspal. Pasalnya, permukaan tersebut nyaris sama sekali tak memantulkan cahaya.
Exoplanet tersebut, WASP-12b, dijuluki 'Yupiter-panas', karena ukurannya yang besar, tersusun atas gas, dan mengorbit sangat dekat dengan bintang induknya sehingga memiliki suhu yang panas.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Astrophysical Journal Letters, planet tersebut mampu 'melahap' cahaya dan menjebak setidaknya 94 sinar yang jatuh di atmosfernya.
"Sebagian besar Yupiter-panas merefleksikan sekitar 40 persen cahaya," kata Bell.
Dikutip dari The Indian Express, Selasa (18/9/2017), WASP-12 b berjarak 3,2 juta kilometer dari bintang induknya dan menyelesaikan orbitnya satu kali setiap hari. Ia mengorbit bintang mirip Matahari yang berjarak 1,400 tahun cahaya, di konstelasi Auriga.
Atmosfer planet tersebut sangat panas dan menyebabkan sebagian besar molekulnya tak dapat bertahan di sisi terik planet, di mana suhunya bisa mencapai 2.537,7 derajat Celcius.
Oleh karena kondisi tersebut, awan mungkin tak bisa terbentuk untuk memantulkan cahaya kembali ke angkasa. Sebagai gantinya, cahaya masuk menembus jauh ke dalam atmosfer planet di mana ia diserap oleh atom hidrogen dan diubah menjadi energi panas.
Tapi di sisi gelapnya atau malam hari, kondisi exoplanet itu justru kontras dengan sisi siangnya.
Sisi malamnya bersuhu 1.093 derajat Celcius lebih dingin dibanding sisi siang. Di sisi tersebut, uap air dan awan berkemungkinan untuk terbentuk.
Next Planet Raksasa Terpanas Mirip Yupiter

Penemuan Planet Pelahap cahaya


Teleskop Hubble dari NASA kembali menemukan planet baru yang berada di luar sistem Tata Surya. Uniknya, planet ini ternyata tak memantulkan cahaya melainkan menyerapnya.
Dengan kata lain, planet ini memiliki kondisi yang benar-benar gelap. Bahkan seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (21/9/2017), planet yang disebut dengan nama WASP-12b ini digambarkan memiliki warna sehitam aspal karena kemampuannya tersebut.
Peneliti menemukan planet ini memiliki kemampuan untuk menyerap setidaknya 94 persen cahaya bintang yang jatuh di astmosfernya. Kemampuan planet ini juga diakui cukup aneh.
"Kami tak menyangka akan menemukan eksoplanet semacam ini," tutur kepala peneliti Hubble, Taylor Bell. Adapun planet ini diklasifikasikan sebagai 'Jupiter panas' mengingat material utamanya adalah gas dan memiliki suhu tinggi sebab dekat dengan bintang utamanya.
Suhu WASP-12b disebut juga terlalu tinggi untuk merefleksikan panas. Karenanya, sebagian besar molekul tak dapat bertahan hidup di planet ini saat siang hari dengan suhu mencapai kira-kira 2.537 celcius.
Kondisi tersebut membuat awan di planet tak dapat memantukan cahaya ke luar angkasa dan hanya memendamnya di atmosfer. Sementara saat malam hari, suhu di planet ini diperkirakan sekitar 871 celcius.
Menurut pengamatan Hubble, kondisi itu memungkinkan uap air di kala malam. Hal ini didukung dengan bukti terbentuknya awan di planet yang mengorbit satu kali dalam sehari tersebut.
Sekadar informasi, ini bukan kali pertama Hubble berhasil menangkap benda angkasa yang luar biasa. Sebelumnya, teleskop itu juga berhasil menangkap galaksi paling terang di alam semesta.
Galaksi ini memiliki inti berupa cahaya terang yang tersebar dengan pandaran awan kosmik warna-warni. Namun galaksi yang memiliki kode nama 'IC 342' ini masih memiliki beberapa kandungan material tak teridentifikasi.
Setelah diteliti lebih lanjut, peneliti NASA menyimpulkan inti dari galaksi tersebut mengandung hidrogen yang terionisasi. Mereka juga menyebut inti dengan nama “HII Nucleus”.

Penjelasan NASA Tentang Kiamat 23 September

Kisah kiamat selalu menyentuh naluri bertahan hidup dalam diri manusia. Pada Jumat (22/9/2017), para pembaca Liputan6.com kanal Global paling tertarik membaca penjelasan yang dikeluarkan oleh NASA tentang rekaan kiamat 23 September.
Selain urusan kiamat, para pembaca juga tersedot perhatiannya membaca sejumlah peraturan aneh di seluruh dunia. Padahal, ada alasan tertentu yang menjadi dasar penerbitan kebijakan itu.
Kekhawatiran berat badan berlebih juga membuat penasaran pembaca, apalagi kalau sudah berbagai cara ditempuh untuk menurunkan berat. Ada dugaan bahwa bakteri pencernaan menjadi biang keladi permasalahan

Ramalan kiamat soal kehancuran Bumi kembali beredar. Kali ini, prediksi itu dilontarkan oleh David Meade. Ia mengatakan, tepat 23 September 2017, Nibiru akan datang dan Bumi akan hancur.
Ramalan Meade diikuti dengan rekaman di situs berbagi video oleh kelompok evangelis Kristen yang meramalkan Rapture atau Pengangkatan, viral di dunia maya dengan judul September 23, 2017: You Need to See This.
Ada alasan Meade meramalkan kiamat 23 September 2017yaitu berdasarkan ayat dan kode angka di Alkitab. Meade tertuju pada angka 33.
"Yesus hidup selama 33 tahun, nama Elohim, yang merupakan nama Tuhan bagi orang Yahudi, disebutkan 33 kali dalam Alkitab," kata Meade kepada The Washington Post.
"Angka itu sangat penting secara numerologis. Saya sedang berbicara astronomi. Saya sedang berbicara Alkitab ... dan menggabungkan keduanya," lanjutnya.Dan 23 September adalah 33 hari sejak Gerhana Matahari 21 Agustus lalu, yang menurut Meade merupakan pertanda. Penulis Planet X – The 2017 Arrival itu mendeskripsikan Nibiru akan datang menghancurkan Bumi.
Prediksi Meade adalah konspirasi Nibiru paling baru. Teori planet itu mengemuka tahun 1970-an di mana kiamat akan datang pada tahun 2003. Namun, planet tak kunjung tiba dan kehidupan berjalan terus.
Lalu, ramalan kiamat tercetus lagi pada 2012. Dan lagi-lagi, tidak terjadi. Menurut Meade, kali ini Nibiru alias Planet X benar-benar datang pada Sabtu mendatang 23 September 2017 untuk menghancurkan Bumi.
Namun, semua omongan Meade dimentahkan oleh ilmuwan NASA, David Morisson.
"Tak ada bukti sahih tentang keberadaan Nibiru. Tak ada foto, tak ada jejak, tak ada penglihatan astronomi," kata Morrison dalam video yang diunggah NASA, seperti dikutip dari Express.co.uk, Rabu (20/9/2017).
"Saya bisa bilang secara spesifik bagaimana Planet X atau Nibiru pada dasarnya tidak ada dan tidak mengancam Bumi," lanjutnya.
Menurut peneliti senior di Solar System Exploration Research Virtual Institute (SSERVI) NASA, jika memang ada planet menghampiri tata surya dalam dan mendekati Bumi, tentunya planet itu sudah berada di orbit Mars.
"Itu tentu akan cerah, dan kita di Bumi bisa melihat dengan mata telanjang," lanjut Morrison.
"Yang gilanya lagi, orang-orang itu katanya telah melihatnya, tapi tidak pernah memberi tahu kami untuk bisa kami verifikasi," ujar doktor lulusan Harvard University itu
Morrison juga mengatakan jika Nibiru adalah planet dengan massa yang besar, jelas akan mengganggu orbit Mars dan Bumi.
"Kami akan melihat perubahan pada orbit tersebut karena benda nakal ini masuk ke tata surya bagian dalam. Tapi, tidak ada perubahan apapun," lanjutnya.
"Ketiga, jika objek ini datang melalui tata surya di masa lalu, gravitasinya akan mengacaukan orbit planet dalam - Bumi, Venus, Mars, mungkin akan menghancurkan Bulan sepenuhnya," beber Morrison.
Morisson menegaskan, hingga saat ini sistem tata surya dalam masih baik-baik saja, dan Bulan masih berputar mengelilingi Bumi.
"Dengan hidup kita yang stabil ini membuktikan tak ada planet lain datang... setidaknya dalam satu juta tahun mendatang," tegas Morrison.
"Jadi, tolonglah hentikan omong kosong ini. Nibiru tidak nyata, Planet X tidak ada. Kita tak perlu khawatir soal hoax ini," tutup Morrison.

Minggu, 06 Maret 2016

5 Kejadian Aneh Ini Cuma Ada di Luar Angkasa Kok!

Luar angkasa emang menyimpan begitu banyak misteri. Beberapa fenomena yang terjadi di luar angkasa bikin orang jadi berpikir, jangan-jangan beneran ada kehidupan lain di luar angkasa sana. Kalau kamu gimana, Loopers? Percaya, nggak, dengan hal tersebut? Coba baca beberapa kejadian misterius di luar angkasa berikut ini, deh, siapa tahu kamu jadi dapet pencerahan!

Awan Rasa Raspberry

Pernah denger tentang milky way, nggak, Loopers? Di beberapa tempat dengan tingkat pencemaran udara yang super rendah, kamu bisa melihat milky way atau galaksi bima sakti tempat bumi kita beredar! Di dalamnya, para ilmuwan menemukan awan debu bernama Sagitarius B2 yang mengandung ethyl formate, menjadikannya punya rasa seperti raspberry dan beraroma rum. Kedengerannya enak, ya? Tapi kamu nggak bisa meminumnya karena Sagitarius B2 mengandung propyl sianida yang mematikan.

Planet Neraka

Nggak seperti bumi yang siklus gelap dan terangnya dateng bergantian, separuh planet Gliese 581 c selalu gelap dan separuhnya lagi selalu terang. Gawatnya, kalau kamu melangkah ke bagian terang, wajahmu bakal leleh karena suhunya yang tinggi banget. Sebaliknya, tubuhmu bakal membeku kalau kamu berada di bagian gelap. Bintang induk dari planet Gliese 581 c adalah katai merah, menyebabkan planet ini jadi bernuansa merah neraka. Itulah kenapa planet Gliese 581 c disebut sebagai planet neraka.

Kabut Misterius di Venus

Venus punya suhu yang panas dan tingkat keasaman yang tinggi. Tapi, kabut yang sempat terlihat oleh NASA dinilai mengandung tingkat kelembaban yang sesuai untuk kehidupan makhluk hidup. Dengan suhu yang mncapai 70 derajat celcius dan tekanan yang hampir sama dengan bumi, munculnya kabut di Venus diduga menjadi pertanda kalau ada kehidupan makhluk asing di planet tersebut.

Satelit Jupiter

Eropa ternyata bukan cuma merupakan nama salah satu benua di bumi, lho, Loopers. Satelit dari Jupiter juga punya nama yang mirip, yakni Europa. Menurut penelitian, jumlah air yang ada di bawah lapisan es Europa mampu melindunginya dari radiasi berbahaya. Kenyataan tersebut jadi salah satu indikator yang memungkinkan adanya kehidupan di planet Jupiter.

Planet Es Terbakar

Hah? Es kok bisa terbakar? Kita emang nggak mengenal fenomena tersebut di bumi, Loopers. Tapi, ada sebuah planet di luar angkasa yang terbuat dari es terbakar dengan suhu 439 derajat celcius! Es di planet ini tetap padat karena jumlah airnya yang banyak. Daya gravitasinya yang kuat menarik air ke tengah planet sehingga molekul air tetap padat dan nggak bisa menguap. Planetnya sendiri belum memiliki nama

Wah, bukannya jadi yakin, sepertinya Anda makin penasaran dengan dunia luar angkasa sana. Kira-kira beneran ada kehidupan seperti di bumi, nggak, ya? Hmm, gimana menurut kamu, Kamu percaya?