Jumat, 04 Maret 2016

Ditemukaan Air di Planet mars

Ditemukannya kandungan air di Planet Mars ternyata membuka peluang untuk tinggal di planet tersebut. Bahkan, seorang engineer NASA yang terlibat di proyek penelitian Planet Mars mengungkap bahwa Badan Antariksa Amerika Serikat itu akan menjadikan Mars sebagai objek liburan luar angkasa.

Menurut informasi yang dikutip dari laman Press Examiner, Sabtu (3/10/2015), engineer yang tidak disebutkan namanya ini menjelaskan bahwa ditemukannya air di Mars bukanlah sebuah rumor atau spekulasi.

"Temuan tersebut bersifat faktual, implikasinya begitu masif. Fakta
bahwa Mars memiliki air mengubah pandangan semua orang yang mana sebelumnya Mars tidak bisa dihuni, kini bisa jadi akan disinggahi umat manusia, bahkan untuk liburan sekalipun," imbuhnya.

Mars memang bukan satu-satunya planet yang memiliki kandungan air di dalam permukaannya. Beberapa bulan Planet di tata surya pun memiliki kandungan air, seperti Europa, bulan milik Planet Jupiter; Enceladus, bulan milik planet Saturnus; dan beberapa bulan lainnya seperti Ganymede, Callisto, dan Titan. Namun, NASA tidak mengklaim bahwa bulan-bulan tersebut memiliki kelayakan untuk ditinggali manusia.

"Berbeda dengan bulan-bulan yang 'berair' tersebut, adanya air di Mars merupakan perihal berbeda karena keberadaan Mars dekat dengan Bumi. Kami pun terus mengusut planet tersebut untuk lebih memastikan apakah memang nantinya bisa dihuni. Orbiter dan robot rover kami juga telah dikirim ke sana. Kami sangat yakin dalam satu atau dua dekade lagi, Mars akan menjadi satu planet yang diimpikan manusia untuk disinggahi," tambahnya.

Secara ilmiah, kandungan air yang berada di Mars dengan Bumi sebenarnya berbeda. Namun, engineer tersebut melanjutkan, bukan berarti air yang ada di Mars tidak bisa diminum.

"Air yang ada di Mars sebetulnya bisa dikonsumsi. Namun kandungan air tersebut harus dipilah menjadi beberapa elemen yang bersifat konstituen, seperti hidrogen dan oksigen. Di temperatur yang begitu rendah, air tersebut bisa disimpan dan diproses dengan metode reverse electrolysis untuk menciptakan daya listrik, yang mana dapat memanaskan air tersebut untuk dapat diminum," lanjutnya.

Jadi, jika metode 'penyulingan' air ini terbukti bisa digunakan, para astronot atau manusia yang berlibur di Mars tidak usah pusing mengandalkan solar panel untuk bisa meminum air.

Sebelumnya, instrumen pencitraan milik NASA, Mars Reconnaissance Orbiter, menemukan bukti kandungan air dengan mengidentifikasi bukti mineral terhidrasi yang disebut perklorat, yang telah membentuk garis-garis di lereng di permukaan Mars.

Beberapa perklorat dapat menjaga air dari pembekuan, bahkan pada suhu sedingin -94 derajat Fahrenheit. Perklorat itu membentuk garis-garis di lereng Mars selama musim hangat planet ketika suhu naik di atas -10 derajat Fahrenheit. Garis-garis itu disebut recurring slope lineae (RSL), yang kemudian menghilang selama musim dingin.

MISI BESAR NASA

Lima proyek misi antariksa `besar-besaran` telah dipilih oleh The National Aeronautics and Space Administration (NASA) untuk terbang pada 2020 mendatang. Bahkan kabarnya, badan Antariksa Amerika Serikat tersebut telah mendanai kelima proyek ini dengan biaya fantastis, yakni US$ 3 juta atau sekitar Rp 43 miliar untuk masing-masing proyek.

Diungkap, setiap proyek ini dipilih sebagai rangkaian program Discovery milik NASA, yang mana nantinya dana tersebut akan digunakan pimpinan proyek untuk menganalisis, merancang konsep desain dan merampungkan rencana perjalanan ke luar angkasa.

Bahkan, per September tahun depan, nantinya satu atau dua dari kelima misi ini akan dipilih oleh space agency untuk dikembangkan lebih lanjut, dan diberikan dana tambahan lagi sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliunan. Demikian dikutip dari The Verge, Kamis (8/10/2015).

Adapun kelima proyek misi tersebut melingkupi misi Near Earth Object Camera (NEOCam), untuk melakukan eksplorasi objek Bumi dari luar angkasa. Lalu ada misi "Lucy", yang akan diterbangkan untuk mempelajari asteroid Trojan di Planet Jupiter terkait asal-usul terbentuknya Tata Surya.

Selain itu ada proyek "The Psyche" yang berencana untuk melakukan investigasi benda alami luar angkasa seperti bebatuan kecil, asteroid dan beberapa struktur lainnya yang menyebabkan terbentuknya bebatuan di planet. Kedua misi terakhir akan berfokus ke proyek eksplorasi Planet Venus.

Misi berikutnya bernama "The Deep Atmosphere Venus Investigation of Noble Gases, Chemistry and Imaging Project" atau disingkat DAVINCI, nantinya NASA akan menerbangkan satelit ke lapisan atmosfer pada planet terpanas di Tata Surya. Satelit itu akan mempelajari komposisi struktur kimia yang berada di Venus.

Misi terakhir diberi nama "The Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy Mission" atau disingkat menjadi VERITAS, di sini NASA akan mempelajari detil permukaan Planet tetangga Bumi tersebut, seperti topografi, deformasi Planet selama bertahun-tahun dan komposisi struktur permukaan Venus.

Kelima misi ini rupanya bukanlah yang pertama `beruntung` mendapat dukungan dari NASA. Sejak 1992 silam, terdapat 12 misi lain seperti MESSENGER, Dawn, Stardust, Genesis, GRAIL dan Deep Impact yang pernah disponsori oleh badan antariksa tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar